Ahad, 30 Ogos 2015

KEAMPUNAN DAN KASIH SAYANG ALLAH SANGAT LUAS

bismilla

Tujuan hidup berlumba-lumba di dunia sangat terhad kadar dan nilainya, dan hanya dinikmati oleh para pemenangnya sahaja. Inilah yang menyebabkan munculnya persaingan yang tidak sihat. Sedangkan tujuan berlumba-lumba mengejar akhirat sangatlah tinggi dan mulia, yang boleh dinikmati oleh siapa saja dan dipenuhi dengan kebahagiaan dan daya juang yang tinggi.

       Tujuan berlumba-lumba yang disebutkan dala beberapa ayat di hadapan adalah untuk meraih keampunan dan syurga allah. Di sini saya akan menyatakan begitu luasnya keampunan dan kasih sayang allah. Saya juga akan menyentuh tentang keutamaan dan kenikmatan syurga.

       Allah berfirman: “sesungguhnya tuhanmu maha luas keampunanNya.”
(al-najm[53]:32)

      Dalam firmannya yang lain disebutkan: “katakanlah: “hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.”(al-zumar[39]:53)

        Allah berfirman: “dan rahmatku meliputi segala sesuatu.”(al-a’raf[7]:156)

       Masih banyak lagi ayat yang membahaskan masalah ini.

        Rasullulah bersabda: “ketika allah menciptakan makhluk, dia menulis di dalam kitab yang ada di sisinya dan terletak di arasy yang berbunyi: “sesungguhna kasih sayangku melebihi murkaku’.”(hr bukhari dan muslim)

        Dalam sabdanya yang lain: “sesungguhnya allah mempunyai serratus kasih sayang. Dia hanya menurunkan satu kaih sayang di dunia yang dibahagikan jin, manusia, dan binatang. Dengan satu kasih sayang inilah, mereka saling berkasih-kasihan dan saling menyayangi. Dengan inilah binatang buas mengasihi anak-anaknya. Allah menundakan Sembilan puluh Sembilan kasih sayangnya yang akan diperuntukkan bagi hamba hambanya pada hari kiamaat.”

       Dalam riwayat lain ditambahkan: “kalaulah oang-orang kafir mengatahui betapa besarnya kasih sayang allah, tentulah mereka tidak akan pernah putus asa mengharapkan syurga, dan kalaulah orang mukmin tahu betapa dahsyatnya azab allah, tentulah ia tidak akan pernah merasa aman dari sekaan neraka.” (hr bukhari dan muslim)

        Dalam riwayat lain disebutkan: “jika seseorang mukmin mengetahui betapa menakutkan hukuman allah, pasti tidak aka nada seseorangpun yang berani mengharap syurga, dan kalaulah orang kafir mengatahui batapa besarnya kasih sayang allah, nescaya mereka tidak akan putus asa mengharap syurganya.” (hr muslim dan termizi)

      Rasulullah bersabda: “jika kamu tahu betapa besarnya kasih sayang allah, nescaya kamu akan pasrah padanya.” (hr bazzar)

      Imam nawawi berkata: beberapa hadith ini termasuk hadith yang mengandungi harapan dan khabar gembira bagi umat islam.” Para ulama mengatakan: “jika dengan satu kasih sayang yang allah turunkan di dunia yang hina dina ini, manusia dapat menerima islam, al-quran, mendirikan solat, kasih sayang dalam hatinya dan seumpamanya, lalu apakah gerangan yang terjadi dngan Sembilan puluh Sembilan kasih sayang allah di akhirat, tempat menetap dan menerima pemblasan nanti?”

      Umar bin al-khattab meriwayatkan: “sejumlah tawanan datang mengadap nabi. Di antara tawanan itu terdapat seseorang wanita hendak menyusukan bayi, ia melahirkan bayi ai melahirkan bayi di dalam tahanan. Dirainya bayi itu, didakapkan ke perutnya lalu disusui. Rasulullah bersabda: “apakah menurut kamu wanita itu akan melemparkan bayinya ke dalam api?” kami berkata: “tidak mungkin, demi allah.” Rasulullah pun bersabda: “sungguh allah lebih jauh kasih sayang kepadanya hambanya berbanding kasih sayang wanita ini kepada anaknya.” (hr bukhari dan muslim)

      Ibnu hajar menyatakan: “dari hadith ini dapat diambil pelajaran bahawa, seseorang handaklah mengguntungkan segala hal kedapa allah semata-mata. Bahawa setiap orang yang merasakan kasih sayang dalam bentuk apa pun, pasti allah jauh lebih penyayang dari itu. Oleh itu, sudah selayaknya seoarang yang brakal sentiasa mencari kasih sayang dari zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, allah”

       Sehubungan denga itu, hammad bin samalah berkata: “sesuatu yang menbuatkan aku sangat gembira adalah apabila kedua orang tuaku mengunjungiku pada hari kiamat, tetapi aku dapati ternyata allah lebih sayang padaku daripada kedua orang tuaku.”

       Jabir meriwayatkan; “seseorang datang menemui rasulullah: “oh, betapa besarnya dosa-dosaku”, ratap orang itu. Beliau mengulangi perkataannya dua atau tiga kali. Rasulullah berkata kepadanya: “katakanlah,

       “ya allah, keampunanmu jauh lebih luas daripada dosa-dosaku dan kasih sayangmu jauh lebih kuharapkan daripada balasan amalku.”

          Beliau mengucapkan doa ini. raulullah berkata “ulangi lagi.” beliau pun mengulanginya. Rasulullah berkata lagi: “ulangi kembali.” Beliau pun kembali mengulaninya. Akhirnya, rasulullah berkata: “bangkitlah, sesungguhnya dosa-osamu telah diampuni.” (hr hakim)


Tiada ulasan:

Catat Ulasan