Sabtu, 8 Ogos 2015

BERTUDUNG MENUTUPI DADA? HARUSKAH?




* Seorang Muslimah apabila tudungnya tidak dihulurkan ke dadanya, adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tersebut menyimpang dari ketentuan al-Quran yang mewajibkan menghulurkan tudung ke atas dada (QS An-Nuur: 31).
Jadi, jika seorang muslimah tidak menghulurkan tudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang (mengelilingi leher) atau memasukkannya ke dalam baju, bererti dia meninggalkan kewajipan dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju (kalau begitu, kita bs bayangkan dosa para muslimah yg sm sekali tak menutupi auratnya)
Allah SWT berfirman:
"Dan hendaklah mereka [perempuan beriman] menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS An-Nuur [24]: 31)
Dalam ayat tersebut, Allah SWT tidak berfirman wal-yadhribna bi-khumurihinna (dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka) lalu berhenti, sehingga seorang muslimah bebas memilih cara menghulurkan atau mengikat tudungnya. Namun Allah SWT melanjutkan firman-Nya dengan tambahan 'ala juyubihinna (ke atas dada mereka), sehingga bunyi lengkapnya adalah: wal-yadhribna bi-khumurihinna' ala juyubihinna (Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka).
* Maka dari itu, muslimah yang mengikuti trend mode busana saat ini, yakni tidak menghulurkan tudung ke atas dada, seakan-akan telah memutus bacaan ayat sebelum ayat itu selesai maknanya dengan sempurna.
Mengenai tafsir ayat wal-yadhribna bi-khumurihinna 'ala juyubihinna (QS 24: 31), Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya an-Nizham al-Ijtima'i fi al-Islam (2003) hal. 68-69 berkata, kata khumur adalah bentuk jamak dari khimaar, yang artinya adalah maa yughathha bihi ar-ra`su (apa-apa yang digunakan untuk menutup kepala). Ringkasnya, khumur adalah kerudung. Sedang juyuub adalah bentuk jamak jayb, yang artinya maudhi 'al-qath'i min al-dir'i wa al-qamish (tempat yang dipotong / terbuka pada baju atau kemeja). Ringkasnya, jayb adalah kerah / lubang baju. Jadi, perintah untuk melabuhkan / menghulurkan tudung ke atas juyub, artinya adalah adalah perintah menutupkan kerudung ke atas kerah / lubang baju iaitu pada sekitar leher dan dada.
* Dengan demikian, ayat yang mulia di atas paling tidak menunjukkan dua hal, iaitu:
Pertama, bahawa leher dan dada adalah aurat wanita yang wajib ditutup (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima'i fi al-Islam, Beirut: Darul Ummah, 2003, hal. 68; lihat juga Imam Suyuthi, Al-Iklil fi Istinbath at-Tanzil, Kaherah: Darul Kitab al-'Arabi, Kaherah, 1373 H, hal. 162; Tafsir al-Baidhawi, Beirut: Darush Shadir, Juz IV hal. 78).
* Kedua, bahawa wajib hukumnya melabuhkan / menghulurkan kain tudung ke atas leher dan dada. Jadi, tudung tidak hanya berfungsi menutupi kepala, namun sekaligus juga menutupi leher dan dada itu. (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima'i fi al-Islam, Beirut: Darul Ummah, 2003 hal. 69;
Dari sini ... jelaslah, trend fesyen busana muslimah yang marak saat ini, yakni tudung hanya difungsikan untuk menutup kepala, lalu diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju, serta tidak dihulurkan menutup dada, adalah trend yang batil kerana bertentangan dengan al-Quran `an. Kaum muslimah berdosa jika mengikuti cara bertudung seperti itu, sebab mereka telah meninggalkan kewajiban, yakni menutupkan tudung hingga menutupi dada mereka.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa memberi contoh yang baik (sunnah hasanah), maka baginya pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa memberi contoh yang buruk (sunnah sayyi`ah), maka baginya dosa keburukannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya ... "(HR Bukhari dan Muslim)
yg belum berhijab..untuk apa cantik di mata manusia tapi tak cantik di mata Allah..bismillah..hijrah yuk!
yg sudah berhijab, yuk terus belajar untuk memperbaiki cara berhijab dan memperbaiki akhlak kita ^^
(Nasihat utk diri sendiri)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan