bismilla
Tujuan hidup berlumba-lumba di dunia sangat terhad kadar dan
nilainya, dan hanya dinikmati oleh para pemenangnya sahaja. Inilah yang
menyebabkan munculnya persaingan yang tidak sihat. Sedangkan tujuan
berlumba-lumba mengejar akhirat sangatlah tinggi dan mulia, yang boleh
dinikmati oleh siapa saja dan dipenuhi dengan kebahagiaan dan daya juang yang
tinggi.
Tujuan berlumba-lumba yang disebutkan
dala beberapa ayat di hadapan adalah untuk meraih keampunan dan syurga allah.
Di sini saya akan menyatakan begitu luasnya keampunan dan kasih sayang allah.
Saya juga akan menyentuh tentang keutamaan dan kenikmatan syurga.
Allah berfirman: “sesungguhnya tuhanmu
maha luas keampunanNya.”
(al-najm[53]:32)
Dalam firmannya yang lain disebutkan:
“katakanlah: “hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya allah
mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha
penyayang.”(al-zumar[39]:53)
Allah berfirman: “dan rahmatku meliputi
segala sesuatu.”(al-a’raf[7]:156)
Masih banyak lagi ayat yang membahaskan
masalah ini.
Rasullulah bersabda: “ketika allah
menciptakan makhluk, dia menulis di dalam kitab yang ada di sisinya dan
terletak di arasy yang berbunyi: “sesungguhna kasih sayangku melebihi murkaku’.”(hr
bukhari dan muslim)
Dalam sabdanya yang lain: “sesungguhnya
allah mempunyai serratus kasih sayang. Dia hanya menurunkan satu kaih sayang di
dunia yang dibahagikan jin, manusia, dan binatang. Dengan satu kasih sayang
inilah, mereka saling berkasih-kasihan dan saling menyayangi. Dengan inilah
binatang buas mengasihi anak-anaknya. Allah menundakan Sembilan puluh Sembilan
kasih sayangnya yang akan diperuntukkan bagi hamba hambanya pada hari kiamaat.”
Dalam riwayat lain ditambahkan:
“kalaulah oang-orang kafir mengatahui betapa besarnya kasih sayang allah,
tentulah mereka tidak akan pernah putus asa mengharapkan syurga, dan kalaulah
orang mukmin tahu betapa dahsyatnya azab allah, tentulah ia tidak akan pernah
merasa aman dari sekaan neraka.” (hr bukhari dan muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: “jika
seseorang mukmin mengetahui betapa menakutkan hukuman allah, pasti tidak aka
nada seseorangpun yang berani mengharap syurga, dan kalaulah orang kafir
mengatahui batapa besarnya kasih sayang allah, nescaya mereka tidak akan putus
asa mengharap syurganya.” (hr muslim dan termizi)
Rasulullah bersabda: “jika kamu tahu
betapa besarnya kasih sayang allah, nescaya kamu akan pasrah padanya.” (hr
bazzar)
Imam nawawi berkata: beberapa hadith ini
termasuk hadith yang mengandungi harapan dan khabar gembira bagi umat islam.”
Para ulama mengatakan: “jika dengan satu kasih sayang yang allah turunkan di
dunia yang hina dina ini, manusia dapat menerima islam, al-quran, mendirikan
solat, kasih sayang dalam hatinya dan seumpamanya, lalu apakah gerangan yang
terjadi dngan Sembilan puluh Sembilan kasih sayang allah di akhirat, tempat
menetap dan menerima pemblasan nanti?”
Umar bin al-khattab meriwayatkan:
“sejumlah tawanan datang mengadap nabi. Di antara tawanan itu terdapat
seseorang wanita hendak menyusukan bayi, ia melahirkan bayi ai melahirkan bayi
di dalam tahanan. Dirainya bayi itu, didakapkan ke perutnya lalu disusui.
Rasulullah bersabda: “apakah menurut kamu wanita itu akan melemparkan bayinya
ke dalam api?” kami berkata: “tidak mungkin, demi allah.” Rasulullah pun
bersabda: “sungguh allah lebih jauh kasih sayang kepadanya hambanya berbanding
kasih sayang wanita ini kepada anaknya.” (hr bukhari dan muslim)
Ibnu hajar menyatakan: “dari hadith ini
dapat diambil pelajaran bahawa, seseorang handaklah mengguntungkan segala hal
kedapa allah semata-mata. Bahawa setiap orang yang merasakan kasih sayang dalam
bentuk apa pun, pasti allah jauh lebih penyayang dari itu. Oleh itu, sudah selayaknya
seoarang yang brakal sentiasa mencari kasih sayang dari zat yang maha pengasih
lagi maha penyayang, allah”
Sehubungan denga itu, hammad bin samalah
berkata: “sesuatu yang menbuatkan aku sangat gembira adalah apabila kedua orang
tuaku mengunjungiku pada hari kiamat, tetapi aku dapati ternyata allah lebih
sayang padaku daripada kedua orang tuaku.”
Jabir meriwayatkan; “seseorang datang
menemui rasulullah: “oh, betapa besarnya dosa-dosaku”, ratap orang itu. Beliau mengulangi
perkataannya dua atau tiga kali. Rasulullah berkata kepadanya: “katakanlah,
“ya
allah, keampunanmu jauh lebih luas daripada dosa-dosaku dan kasih sayangmu jauh
lebih kuharapkan daripada balasan amalku.”
Beliau mengucapkan doa ini. raulullah berkata “ulangi lagi.” beliau pun
mengulanginya. Rasulullah berkata lagi: “ulangi kembali.” Beliau pun kembali
mengulaninya. Akhirnya, rasulullah berkata: “bangkitlah, sesungguhnya
dosa-osamu telah diampuni.” (hr hakim)